Mungkin anda pernah mengalami atau dihadapkan pada sebuah situasi saat berusaha untuk menyelesaikan sebuah tulisan lalu kemudian buntu, kehilangan ide, bingung apa yang akan dituliskan.
Atau seringkali ide atau gagasan sudah ada , tapi mengalami kesulitan ketika akan menuangkannya ke dalam bentuk tulisan.
Menulis memang susah-susah gampang. Apalagi menulis untuk orang lain. Maksudnya menulis untuk kepentingan atau dibaca oleh orang lain.
Belum lagi tulisan yang sifatnya dikejar deadline dan harus memenuhi berbagai kriteria yang ditetapkan. Hal ini seringkali membuat kita tersendat untuk menulis. Bahkan bagi pemula ini dapat menyebabkan ada keinginan berhenti untuk menulis.
Free writing. Latihan menulis bebas. Sepertinya hal ini patut untuk kita coba. Apa itu free writing? Free writing seperti arti terjemah bebasnya, berarti menulis bebas.
Menulis apa saja yang ada di kepala kita, tanpa topik, tanpa ada atuaran-aturan yang mengikat seperti tata bahasa, tanda baca dan lain sebagainya. Hanya menulis. Itu saja titik.
Menulis tanpa topik, tanpa aturan? Lalu untuk apa menulis? Mungkin itu pertanyaan kita ketika pertama kali mendengar free writing ini.
Tetapi setelah membaca buku dengan judul freewriting yang ditulis oleh Hernowo (2017) maka kita kan mengetahui banyak manfaat dari menulis bebas ini.
Salah satu manfaatnya adalah, free writing melatih kita untuk melemaskan jari jemari kita dalam menulis. Melatih jari kita agar terhubung dengan apa yang ada di kepala kita.
Dalam free writing ini, tugas kita hanya satu, yaitu fokus menulis, tanpa harus diedit ataupun dibaca kembali. Karena sejatinya free writing ini adalah proses menulisnya itu sendiri yang penting. Bukan hasil tulisannya.
Lalu bagaimanakah langkah-langkah menulis free writing ini?
Luangkan Waktu Sepuluh Menit
Pertama, kita meluangkan waktu sepuluh menit dalam sehari untuk menulis. Waktunya sendiri bebas terserah kita, mau pagi hari, siang atau malam. Yang penting kita menyediakan waktu khusus dan berkomitmen untuk melaksanakannya di waktu yang kita tentukan itu.
Menyiapkan Alarm
Kedua, siapkan alarm. Kita set waktu di alarm tersebut sepuluh menit. Ketika sudah kita atur sepuluh menit, maka kita mulai menuliskan apa yang terlintas di kepala kita sampai alarm berbunyi.
Ketika alarm berbunyi, maka kita harus berhenti untuk menulis. Meskipun masih ada yang ingin kita ungkapkan. Kenapa? Sekali lagi karena free writng adalah sebuah latihan. Jadi abaikan hasilnya.
Selama sebulan penuh kita sediakan waktu sepuluh menit dan kita disiplin untuk selalu menyempatkan diri untuk menulis. Sebulan penuh.
Memang banyak tantangan ketika kita mulai untuk melaksanakan free writing ini.
Salah satunya yaitu ada faktor kebosanan menuliskan sesuatu yang kosong, hampa tanpa topik tanpa makna.
Oleh karena itu lebih lanjut Hernowo dalam bukunya menambahkan tentang adanya mengikat makna. Bagaimana langkah-langkahnya?
Latihan Menulis
Langkah berikut ini hanya sebatas saran, karena sekali lagi free writing tidak terikat pada aturan tertentu. Pengalaman setiap orang berbeda beda. Yang pasti, sekali lagi bahwa free writing adalah bentuk latihan menulis.
Minggu pertama, selama seminggu penuh, setiap hari dalam sepuluh menit kita menuliskan secara bebas apapun yang terlintas di kepala kita, bahkan tulisan “gshgfyiekruhamfhg” seperti itu pun kita bisa tuliskan bila benar benar hanya itu yang terlintas di kepala kita.
Minggu kedua, sebelum menulis kita membaca terlebih dahulu buku, tidak usah banyak banyak, cukup lima sampai tujuh lembar saja.
Bisa juga sebuah artikel pendek di koran atau media online, atau postingan teman di facebook.
Setelah membaca buku atau artikel tersebut, kita tuliskan dalam waktu sepuluh menit apa saja yang kita ingat dan terkait dengan apa yang telah kita baca.
Termasuk komentar dan pendapat kita. Sama waktunya tidak kurang dan tidak lebih dari sepuluh menit. Hal ini dilakukan dalam rangka mengikat makna. Memberikan makna pada tulisan yang kita buat dalam free writing agar memiliki bobot.
Minggu ketiga, kita bisa isi dengan selang seling atau bergantian. Sehari menulis bebas tanpa tema tanpa topik.
Hari berikutnya kita awali dengan membaca terlebih dahulu buku atau artikel singkat seperti yang kita lakukan di minggu kedua.
Minggu keempat, cobalah untuk mengeluarkan pikiran kita dalam bentuk tulisan tetapi kali ini hanya terfokus pada satu hal saja, tidak pada banyak hal. Selama sepuluh menit kita coba menuliskan apa yang ada di pikiran kita, tetapi sekali lagi hanya fokus pada satu hal saja.
Selain membantu keterampilan kita dalam menulis, dengan free writing juga membuat kita lebih nyaman dalam menulis.
Kenapa? sebab kita menuliskan apa yang ada di dalam pikiran kita tanpa tekanan tanpa takut adanya kesalahan penulisan dan ketakutan kepada berbagai aturan penulisan lainnya.
Karena sejatinya, free writing adalah menulis untuk diri kita sendiri. Selamat mencoba.