Virus Corona Melanda Premier League – Everton Vs Man City Ditunda, Bek Arsenal Positif Covid-19
Corona Melanda Premier League – Setelah laga Everton vs Manchester City ditunda, kini bek Arsenal, Gabriel Magalhaes, dinyatakan positif Covid-19.
Arsenal melalui laman resminya menyampaikan bahwa Gabriel telah melakukan tes dan hasilnya bek tengah asal Brasil itu dinyatakan positif Covid-19.
“Gabriel telah dites positif Covid-19 dan diisolasi sesuai dengan protokol Pemerintah Inggris dan Premier League,” bunyi pernyataan resmi Arsenal, Senin (28/12/2020) waktu setempat.
Seusai dinyatakan positif Covid-19, Gabriel Magalhaes tidak akan membela Arsenal pada dua pertandingan Liga Inggris berikutnya yaitu menghadapi Brighton (29/12) dan West Brom (2/1).
Pihak Man City menyampaikan, keputusan untuk menunda laga yang termasuk dalam rangkaian pekan ke-16 Liga Inggris itu diraih setelah Premier league berkonsultasi dengan kedua klub.
“Berdasarkan saran medis yang kuat, Premier League, setelah berkonsultasi dengan kedua klub, telah memutuskan untuk menunda pertandingan,” demikian pernyataan resmi Manchester City. Selengkapnya.
Begini Jawaban Kedubes Malaysia terkait Video Viral Pelecehan Lagu Indonesia Raya
“Jika benar bahwa konten tersebut diunggah oleh warga Malaysia, maka langkah tegas akan diambil oleh Pemerintah Malaysia sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku,” bunyi sikap resmi Kedubes Malaysia di Jakarta.Baca Juga:Pelecehan Lagu Indonesia Raya, Malaysia Harus Tangkap Pelakunya!
Sementara itu Koordinator Fungsi Pensosbud KBRI Kuala Lumpur, Yoshi Iskandar mengatakan pihak KBRI Kuala Lumpur (KL) telah berkoordinasi dengan Polisi Diraja Malaysia (PDRM) terkait viral lagu ‘Indonesia Raya’ dibuat parodi yang beredar di media sosial.
Yoshi mengatakan, KBRI telah melakukan penelusuran pasca-menerima laporan terkait video parodi lagu kebangsaan Indonesia itu. Selengkapnya.
Selidiki Kematian 6 Laskar FPI, Komnas HAM Terima Serangan dari Medsos
JAKARTA – Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) sedang proses penyelidikan peristiwa tewasnya enam anggota Laskar Front Pembela Islam (FPI) yang ditembak pihak Kepolisian.
Namun ternyata para komisioner mendapatkan hal-hal yang tidak diinginkan melalui media sosial (medsos).
Komisioner Komnas HAM Amiruddin mengatakan, belakangan ini ketika sedang melakukan investigasi peristiwa tewasnya enam laskat FPI pihaknya mendapatkan penyerangan personal di medsos.
Tidak hanya itu, pihaknya pun dalam proses penyelidikan peristiwa tewasnya enam anggota Laskar FPI mendapatkan banyak sekali berita bohong atau (hoax).
“Selama proses penyelidikan, Komnas HAM mendapatkan beberapa fakta terutama karena tersebar info yang disebarkan oleh banyak orang, sebagian besar itu hoax,” tutur Amiruddin.
Lebih lanjut Komnas HAM melihat ada beberapa pihak yang berupaya untuk mencampuradukan antara keterangan yang didapatkan terkait penembakan Laskar FPI dengan keterangan lain. Selengkapnya.
IHSG Hari Ini (29/12) Berpeluang Menguat, Simak Daftar Saham yang Bisa Dicermati
Prospek Emiten Telko Cerah, Ini Penjelasan Lengkap Analis
JAKARTA — Kalangan analis menilai emiten telekomunikasi memiliki prospek yang cerah di masa mendatang sejalan dengan sentimen positif yang mengiringi sektor ini.Analis Reliance Sekuritas Anissa Septiwijaya mengatakan banyak sentimen positif yang mengiringi emiten operator telekomunikasi untuk 2021 nanti, salah satunya adalah implementasi kerja sama penggunaan spektrum frekuensi alias spectrum sharing.Menurutnya, penerapan aturan yang menginduk pada UU Cipta Kerja tersebut akan bisa menguntungkan kedua pihak baik yang menyewakan maupun yang disewakan karena dinilai lebih efisien dan pemanfaatan spektrum lebih optimal.
Adapun, dia juga melihat tidak ada dampak yang terlalu signifikan dari sharing spektrum ini terhadap kinerja emiten menara telekomunikasi, karena secara outlook penyewaan menara masih akan cukup tinggi seiring ekspansi yang terus dilakukan para emiten operator seluler.
“Rasio tenannya [tenancy ratio] bisa meningkat bagi emiten yang memang rasionya masih kecil,” kata dia.Baca Juga : Pemerintah Diminta Lakukan Spectrum Sharing 5G Nasional Faktor kedua yang akan mendorong kinerja emiten telko adalah pengembangan jaringan 5G yang semakin digenjot, khususnya bagi emiten yang berhasil memenangkan lelang frekuensi tambahan yakni TLKM melalui PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) dan FREN.
Dia menyebut pelaku pasar bisa mulai membeli saham-saham ini karena ada potensi kenaikan harganya nantinya.Senada, Anissa juga menyebut emiten yang memenangkan lelang memiliki prospek positif karena mereka memiliki frekuensi tambahan untuk menunjang bisnis mereka dan dapat mendorong kinerja emiten tersebut lebih baik di tahun yang akan datang.Meskipun demikian, Anissa melihat tak ada dampak negatif bagi emiten yang tak mengikuti lelang frekuensi 2.3 GHz kemarin, yakni EXCL dan ISAT.
Pasalnya, ISAT mengklaim masih memiliki frekuensi yang cukup.Di sisi lain, lelang frekuensi juga masih akan digelar dalam bebarapa waktu ke depan.
“Jadi untuk yang tidak ikut lelang masih memiliki peluang di lelang frekuensi mendatang,” imbuh Anissa.Baca Juga : Isu Merger Bikin Saham Indosat (ISAT) Bergerak Liar Sentimen selanjutnya datang dari ISAT.
(Ooredoo) untuk menggabungkan bisnis telekomunikasi di Indonesia.Dilansir dari laman CK Hutchison, Senin (28/12/2020), perwakilan CK Hutchison Holdings Limited Hans Leung mengatakan bahwa saat ini proses negosiasi tengah mencapai tahap pembahasan potensi transaksi untuk menggabungkan Tri dan Indosat.Namun, meski telah menandatangani MoU, Hans menegaskan bahwa hingga saat ini belum ada keputusan tetap yang mengikat diambil untuk melanjutkan transaksi ataupun tidak melanjutkan.Anissa mengatakan, jika aksi merger tersebut benar-benar terjadi dapat menguntungkan kedua pihak, baik ISAT dan Tri. Dia menuturkan, salah satu yang diduga menjadi latar belakang merger ini adalah hal terkait beban penggelaran jaringan di desa-desa sebagai salah satu syarat perpanjangan spektrum frekuensi.“Merger akan meringankan beban penggelaran jaringan di desa-desa.
Tak hanya lebih efisien, merger juga dapat meningkatkan nilai tambah pada industri seluler,” tutur dia.Baca Juga : 25 Tahun IPO, Kapitalisasi Pasar Telkom (TLKM) Tumbuh 12 Kali Lipat Isu lain yang tak bisa dipisahkan dari industri telko di tahun depan adalah aksi penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) anak usaha TLKM, yakni PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel).Entitas anak Telkom yang bergerak di bidang menara telekomunikasi ini direncanakan melantai di Bursa pada 2021 mendatang.
“Secara tidak langsung TLKM ikut berdampak positif karena Mitratel merupakan anak usaha TLKM.
Kepemilikan TLKM terhadap Mitratel saat ini 100 persen,” katanya.Untuk itu, Kiwoom Sekuritas merekomendasikan “beli” untuk TLKM, ISAT, dan EXCL.
Sementara Reliance Sekuritas merekomendasikan “beli” untuk TLKM dengan target harga 4040, begitu pula untuk EXCL dengan target harga 3320, sedangkan untuk ISAT dan FREN masih dalam tinjauan.
Nikmati Konten Premium Untuk Informasi Yang Lebih Dalam Selengkapnya.
Lihat juga twit dan rangkuman berita lainnya.