Pernah menerima pesan dari seseorang di WhatsApp yang membuat kita mengerutkan dahi membacanya karena kita tidak faham maksudnya. Atau menerima pesan yang membuat kita jengkel. Pada era media sosial seperti sekarang ini kita seringkali dihadapkan dengan berbagai permasalahan. Salah satu yang menyebabkannya yaitu bahasa tulis. Saling ejek yang bermula dari pesan pada dunia maya, berujung pada adu jotos pada dunia nyata sering menjadi berita.
Bahasa tulis memang berbeda dengan bahasa lisan. Masing-masing punya kelebihan dan kekurangan. Lebih mudah untuk memahami bahasa lisan karena dalamnya mengandung ekspresi dan ada penekanan, ada nada yang menyebabkan kita dapat membedakan suatu kata itu mengungkapkan rasa marah, kesal atau biasa saja. Kekurangannya kita mudah melupakan bahasa lisan, menguap begitu saja terbawa angin. Tetapi bahasa tulis berbeda, yang kita lihat adalah hanya rangkaian huruf pada buku atau papan layar. Kita tidak tahu sebuah kata itu mengandung makna marah kesal, atau hanya bercanda. Dan terkadang penerima pesan menerima hal berbeda dari yang si pengirim pesan maksud. Masih ingat postingan viral pada media sosial beberapa waktu lalu tentang seorang murid yang mengirim pesan kepada gurunya terkait pembelajaran daring?
Permasalahan yang Terjadi Akibat Bahasa Tulis
“Pak Arya maaf saya Erni kelas AK-B.’19 mau tanya, jadi kelon apa tidak? Kalau jadi jam berapa?” tanya Erni.
“Hah?Kelon? Maksudnya apa?” balas sang guru.
Pak Arya kaget menerima chat dari siswinya tersebut. Karena makna kelon adalah tidur bersama atau peluk dan sayang. Namun tentunya si murid tidak bermaksud demikian. Kelon yang dimaksud adalah kelas online.
“Kelas Online bapaaak,” jawab Erni.
“Oalah. Kelas libur. Tanggal merah kok ngajak kelon” pak guru menjawab chat siswinya itu.
Untung ada klarifikasi lanjutan dari pesan awal. Bisa bayangkan kalau Pak Arya ini sudah memiliki istri dan istrinya yang membuka pesan tersebut. Bisa perang dunia ketiga kan?
Itu hanya satu contoh dari banyak permasalahan yang terjadi akibat bahasa tulis. Dalam hal ini kita harus memahami beberapa hal terkait bahasa tulis agar tidak terjadi kesalahfahaman seperti yang terjadi pada Erni dan gurunya tersebut. Cerdas menggunakan bahasa tulis sangat penting.
Memahami Hal Penting Terkait Bahasa Tulis
Pertama, dalam menulis pesan, perhatikan tanda baca. Karena kesalahan penulisan atau penempatan tanda baca dapat menimbulkan tafsir yang berbeda. Kita bisa tahu pengirim pesan itu bertanya adalah dengan menggunakan tanda tanya bukan?. Bagaimana kalau kita mengirimkan pesan dengan maksud menanyakan sesuatu, tetapi tidak membubuhi tanda tanya. Si penerima pesan akan menganggap hal itu sebagai kalimat pernyataan biasa. Jadi perhatikan tanda baca dalam mengirimkan pesan, termasuk penempatan dan penggunaan titik dan koma.
Kedua, singkatan. Menyingkat sebuah kata ada aturannya. Tetapi dalam percakapan sehari-hari dengan teman atau kerabat dekat memang tidak ada keharusan untuk kita menggunakan bahasa baku sesuai EYD, Karena hal tersebut akan menyebabkan kesan kaku dan formal. Hanya perlu digaris bawahi, ketika akan menyingkat sebuah kata, kita harus yakin betul bahwa singkatan itu bersifat umum dan dapat difahami oleh penerima pesan. Jangan sampai singkatan tersebut hanya difahami oleh kita yang mengirimkan pesan saja. Nanti akan terjadi seperti kasus Erni dan Pak guru tadi.
Ketiga, usahakan semaksimal mungkin jangan sampai typo atau salah ketik huruf atau kata dalam pesan. Hal ini juga dapat menimbulkan masalah.
Keempat hati-hati dalam memberi emoticon. Salah kirim emoticon bisa menimbulkan salah persepsi seseorang. Emoticon bertujuan sebagai penguatan dalam mengirimkan pesan. Tapi jika salah kirim emot bisa bahaya juga kan.
Kelima, rasanya ini yang paling penting nih dalam hal kita berkirim pesan dengan bahasa tulis. Yaitu, jangan mudah baper. Seringkali ketika kita mendapatkan pesan aneh menurut versi kita. Kita langsung bereaksi. Harus menghindari hal ini. Konfirmasi dulu, siapa tahu lawan bicara kita salah ketik. Atau apa yang lawan bicara kita tulis tidak seperti dalam pemahaman kita. Telfon segera adalah cara terbaik. Bahasa lisan tentu lebih mudah dalam mengklarifikasi permasalahan. Kalau dengan pesan dalam bahasa tulis lagi, biasanya sih malah hanya membuat masalah baru. Karena ada jeda antara mengirim, menerima dan membalas pesan.
Cerdas Menggunakan Bahasa Tulis
Dari semua yang disampaikan tadi, yang terpenting sekali adalah jangan mudah reaktif. Kita harus cerdas menggunakan bahasa tulis. Budayakan untuk selalu mengedepankan otak bekerja mencerna informasi dari pada jari mengetik di papan layar. Supaya tidak terjadi kesalahfahaman dan permasalahan yang lebih besar. Kemudian, berusaha untuk selalu berprasangka baik. Karena dengan berprasangka baik kita akan lebih bijaksana dalam menyikapi sesuatu. Semoga bermanfaat.