Saat ini budidaya bercocok tanam dengan hidroponik sudah menjamur. Banyak orang yang menggemari sistem budidaya ini. Mulai dari perorangan, komunitas, sampai departemen pemerintahanpun sudah banyak yang menjalankan budidaya ini. Tidak mengenal usia, latar belakang, profesi ataupun status seseorang, baik itu ibu rumah tangga, kaula muda, bahkan artis terkenal sudah ada yang menekuninya. Nah bagi kalian yang masih bertanya-tanya apa seh hidroponik itu? Bagaimana memulainya? Jangan khawatir disini saya akan mencoba menginformasikan mengenai sistem budidaya hidroponik ini.
Kalau dilihat dari bahasa, menurut etimologi hidroponik berasal dari bahasa yunani yang terdiri dari dua kata yaitu hydro yang mempunyai arti air dan ponos yang artinya daya. Jadi hidroponik merupakan teknik budidaya bercocok tanam dengan memanfaatkan air tanpa menggunakan tanah yang menekankan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi. Sistem hidroponik ini nantinya harus memasok nutrisi, air, dan oksigen. Kabar baiknya kebutuhan air yang diperlukan lebih sedikit dibandingkan dengan penanaman menggunakan tanah. Mengingat efisiensi tersebut sistem hidroponik ini cocok diterapkan pada daerah yang memiliki pasokan air terbatas.
Masih banyak orang yang memiliki kendala mengenai lahan untuk bercocok tanam, mungkin kamu salah satunya? Jangan berkecil hati, sistem hidroponik ini bisa menjadi solusi karena kita bisa memaksimalkan lahan kecil yang ada. Dengan memanfaatkan lahan yang kecil kita bisa mendapatkan hasil yang lebih banyak karena instalasi hidroponik bisa dilakukan secara bertingkat. Kualitas produk hasil hidroponik ini juga memiliki keunggulan dari hasil penanaman konvensional biasa karena tidak menggunakan pestisida jadi lebih higienis. Produktifitas dan efisiensinya pun lebih unggul.
Kelebihan menanam dengan hidroponik
Untuk memulai bercocok tanam dengan hidroponik kamu pasti punya pertimbangan sendiri dong agar kamu mantap menekuninya. Meskipun sebelumnya telah saya singgung sedikit mengenai kelebihan hidroponik, berikut akan saya informasikan lebih rinci mengenai kelebihannya agar kamu makin mantap menekuni hidroponik ini. Beberapa keunggulannya antara lain :
- Yang pertama jelas disini kamu tidak memerlukan tanah, kamu tidak perlu bersusah payah mencangkul tanah untuk lahan tanamannya. Dengan begitu area bercocok tanampun akan lebih bersih.
- Tidak memerlukan lahan yang luas untuk memulainya, kamu bisa memanfaatkan lahan kecil yang ada di rumah kamu sendiri. Ini bisa menjadi solusi yang tepat, khususnya bagi kamu yang bermukim di daerah perkotaan yang padat pemukiman.
- Metode bercocok tanam dengan hidroponik tidak mengenal cuaca, kamu tetap bisa bercocok tanam pada saat musim kemarau ataupun musim hujan.
- Pertumbuhan tanaman akan lebih cepat dibandingkan dengan penanaman konvensional. Hal ini dipengaruhi dari ketersediaan nutrisi yang berbentuk larutan cair. Dengan begitu nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman akan terserap lebih baik dan ketersediaannya akan terus ada karena nutrisi mengalir terus di dalam air tersebut.
- Hasil panen cenderung lebih banyak karena kamu bisa melakukan instalasi hidroponik secara bertingkat. Hal ini membuat lahan lebih banyak menampung kuantitas tanaman.
- Tanaman yang dihasilkan baik itu sayuran atau buah-buahan akan lebih steril karena bebas dari pestisida yang berbahaya. Dengan begitu produk yang dihasilkan dengan sistem hidroponik ini lebih sehat untuk dikonsumsi dibandingkan dengan teknik konvensional biasa.
- Resiko tanaman terserang hama serta penyakit akan lebih kecil.
Mungkin itu sebagian kelebihan bercocok tanam dengan teknik hidroponik, mudah-mudahan bisa lebih memantapkan niat kamu yang sudah ada keinginan dan tertarik menekuni sistem hidroponik ini.
Sistem Hidroponik
Ada beberapa sistem yang bisa diterapkan dalam proses bercocok tanam dengan hidroponik ini, berikut diantaranya :
- Aeroponic System
- Drip System (Irigasi Tetes)
- DFT (Deep Flow System)
- NFT (Nutrient Film Teknik)
- FHS (Floating Hydroponic System)
- Wick (Sytem Sumbu)
Untuk penjelasan sistem hidroponik ini akan saya buatkan pada konten berikutnya ya…., kalian bisa pantau terus update kontennya.
Langkah-langkah budidaya hidroponik
Secara umum terdapat 3 langkah dalam melakukan penanaman dengan hidroponik ini, yaitu penyemaian bibit, pembesaran, dan panen.
Berikut uraian untuk caranya :
Persiapan
Yang pertama harus kamu lakukan adalah proses persiapan. Proses persiapan ini meliputi persiapan bahan, alat, dan instalasi system hidroponik. Alat dan bahan yang dipakai bisa berbeda-beda tergantung system apa yang akan digunakan. Secara umum alat dan bahan yang diperlukan diantaranya : pipa paralon, sambungan paralon, vloksok, selang pvc, netpot, kain flannel, cutter, media tanam, ph meter digital, dan lain sebagainya. Buatlah system hidroponik yang kamu inginkan dan tentunya harus sesuai dengan kebutuhan tanaman yang akan kamu tanam.
Setelah kamu selesai membuat instalasi system hidroponik maka kamu bisa mempersiapkan bibit tanamannya. Saat ini bibit hidroponik sudah banyak dijual dipasaran. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah masa semai, masa tanam dan masa expirenya dari bibit tersebut. Disarankan kamu mengikuti aturan masa semai dan masa tanam agar nantinya bisa tumbuh maksimal.
Penyemaian Bibit
Dalam proses penyemain bibit kita memerlukan media tanam, disini saya menggunakan rockwool sebagai media tanamnya. Rockwoll ini bersifat ramah lingkungan, terbuat dari kombinasi batu-batuan basalt, batu bara, dan juga batu kapur yang telah dipanaskan di suhu 1.600 derajat celcius. Kemudian setelah dingin akan menjadi serat yang bisa dikumpulkan dan dibentuk sesuai dengan kebutuhan. Media tanam ini disarankan buat kamu yang baru memulai hidroponik. Salah satu faktornya adalah karena media tanam ini lebih higienis. Selain itu materi rockwoll lebih netral dan tidak mengandung penyakit atau bahan kimia. Rockwoll juga memiliki kemampuan menyerap air hingga 14 kali kapasitas tampungan tanah.
Rockwoll ini sudah banyak dijual dipasaran, kamu bisa membelinya di toko online. Rockwoll yang nanti kita dapatkan biasanya masih berbentuk blok atau lembaran yang cukup besar sehingga sebelum digunakan harus dipotong-potong menjadi ukuran yang lebih kecil.
Untuk memotong rockwoll siapkan gergaji besi kecil atau pisau yang bergerigi, jangan gunakan pisau yang permukaanya halus karena akan sulit memotongnya dan akan membuat rockwoll hancur. Buatlah lembaran rockwoll dengan ketebalan 2,5 cm, kemudian pada lembaran-lembaran rockwoll itu dibuat potongan dengan ukuran panjang dan lebar masing-masing 2,5 cm. Usahakan potongan tersebut tidak benar-benar sampai terpisah, namun beri sedikit dibagian bawahnya agar tetap menyatu dan cukup mudah untuk dipisahkan dengan menggunakan tangan. Setelah itu buatlah lubang pada potongan rockwoll tersebut untuk tempat bibit nantinya.
Siapkan tempat untuk menyimpan rockwoll yang sudah kita persiapkan tadi, kemudian basahi rockwoll tersebut dengan air. Nah setelah itu kita bisa simpan bibitnya di lubang yang telah kita persiapkan. Pastikan saat proses penempatan bibit di lubang rockwoll posisinya tidak terlalu dalam, hal ini dilakukan agar ada ruang gerak untuk pertumbuhan bibit tersebut.
Pembesaran
Perhatikan terus perkembangan bibit yang kita semai di media rockwoll tadi. Semaian yang baik akan menghasilkan tanaman yang kuat dan tidak mudah roboh. Setelah tunas tumbuh dan idealnya setelah daun ketiga atau keempat muncul maka bibit tersebut bisa dipindahkan ke netpot dan diletakan pada system hidroponik yang telah kamu siapkan. Proses pertumbuhan tunas sampai ideal ini biasanya terjadi selama 7-14 hari.
Setelah dilakukan pemindahan maka kamu harus mempersiapkan nutrisi yang diperlukan oleh tanaman tersebut. Untuk nutrisi inipun sudah banyak dijual dipasaran. Pada toko-toko hidroponik biasanya terdapat nutrisi dengan nama AB-mix. Kemasannya ada dua, satu kemasan dengan nama A dan satunya lagi B. AB-mix ini biasanya dipasarkan dalam bentuk serbuk, kamu harus melarutkannya terlebih dahulu menjadi pekatan A dan pekatan B. Keduanya inilah yang akan kita campurkan untuk nutrisi tanaman kita nantinya. Untuk perbandingan komposisi AB-mix ini kita bisa gunakan 5ml A dan 5ml B untuk 1 liter air biasa.
Menanam dengan sistem hidroponik harus memperhatikan kondisi air dan nutrisi. Kamu harus cek pH dan ppm sumber air yang akan digunakan setiap saat untuk mengairi tanaman. Sumber air yang baik memiliki pH netral 7 dan memiliki kadar garam terlarut yang rendah yakni dibawah 100 ppm. Air yang digunakan untuk memberikan nutrisi diatur agar mencapai pH antara 5,5 sampai 6,5 karena pada keadaan ini semua nutrisi diserap dengan baik oleh akar tanaman.
Pada tahap pembesaran ini kita harus memperhatikan beberapa hal yakni nilai kepekatan air, pH air, kebersihan bak penampung, sirkulasi air, kelancaran pipa, dan jumlah air nutrisi. Selain itu perhatikan juga pertumbuhan tanamannya, apakah ada yang patah, busuk, atau mati.
Panen
Waktu yang dibutuhkan untuk memanen tanaman hidroponik itu berbeda-beda. Cepat lambatnya proses pemanenan dipengaruhi oleh varietas bibit tanamannya. Untuk sayuran biasanya sudah bisa dipanen dari hari ke-27 hingga hari ke-80 sejak penyemaian dilakukan. Waktu tersebut berbeda-beda karena setiap sayuran memiliki masa pertumbuhan yang berbeda-beda. Untuk proses panen ini mudah, kamu cukup menarik keluar netpot dari system hidroponiknya.
Demikian informasi mengenai hidroponik ini, mudah-mudahan semakin memantapkan niat kamu yang sudah tertarik dan ingin memulai bercocok tanam dengan hidroponik.
Semoga bermanfaat ya…
#hidroponik #hidroponikindonesia #hidroponikpemula #hidroponiksederhana #belajarhidroponik #sayurhidroponik #teknikhidroponik #budidayahidroponik #sistemhidroponik