Kehidupan manusia yang kadang berpindah tempat tidak jarang menempatkan seseorang pada lingkungan yang menggunakan bahasa yang sama sekali berbeda. Bahasa ini berbeda dengan bahasa sehari-hari semasa hidup. Tidak heran banyak orang yang mencoba untuk mempelajari dan menggunakan bahasa daerah atau negara lain. Penggunaan bahasa asing telah menjadi alat untuk berinteraksi dalam sebagian lingkungan kerja dan bahkan dalam kehidupan sehari-hari. Baik itu berinteraksi dengan orang lain maupun dengan peralatan elektronik. Maksud bahasa asing dalam pembahasan kali ini adalah semua bahasa selain bahasa ibu atau bahasa asal yang setiap orang miliki.
Dalam upaya mempelajari bahasa asing kebanyakan orang mengandalkan kursus atau mentor. Sedangkan yang tidak memiliki waktu atau biaya yang cukup kadang hanya mengandalkan streaming video atau kamus untuk belajar bahasa asing otodidak. Apapun metodenya, bahasa adalah sesuatu yang cepat atau lambat kita kuasai apabila kita menggunakannya secara terus-menerus. Mengetahui hal ini, penulis pun mencoba membagikan beberapa metode belajar bahasa asing otodidak. Melakukan beberapa metode yang berdampingan dalam belajar bahasa asing secara otodidak.
Dalam mempelajari bahasa baru, banyak yang mencoba memulai dengan mempelajari huruf yang sudah ada terlebih dahulu. Kurikulum untuk beberapa negara terutama yang bahasanya tidak menggunakan alfabet pun menerapkan hal yang sama. Akan tetapi apabila kita mengumpamakan sebagai seorang bayi yang sama sekali belum mengerti apa yang orang lain ucapkan, apakah kita mulai mempelajari huruf yang kita sudah gunakan terlebih dahulu?
Memulai dari audio/lisan



Manusia menciptakan suatu huruf yang awalnya menggantikan peran gambar untuk merekam suatu kejadian. Dan sampai sekarang tetap menggunakannya untuk mempermudah proses komunikasi. Akan tetapi melakukan secara naluriah bukanlah menggunakan visualisasi melainkan dengan suara, seperti seorang bayi atau balita. Seorang bayi atau balita mendengar suara dari orang lain dan akan mencoba menirukan suara tersebut serta akan mencoba memahami maknanya.
Tentunya apabila seseorang yang sudah memiliki dan mempelajari minimal satu bahasa. Hal ini akan tetap berlaku untuk bahasa lain yang belum dikuasainya. Terlebih lagi karena orang yang telah memiliki kecerdasan dapat memanfaatkan metode ini secara lebih efektif. Maka metode yang satu ini adalah salah satu yang paling mudah untuk diaplikasikan, yakni; dengarkan, ulangi dan pahami.
Fokus pada satu dialek
Hampir semua bahasa, terutama bahasa nasional suatu negara memiliki aksen atau logat yang berbeda-beda setiap daerah yang menggunakan bahasa tersebut. Hal ini yang mempangaruhinya yaitu kultur, kebiasaan, dan berbagai faktor lainnya. Beberapa menggunakan kosa kata yang pada beberapa daerah tertentu dapat menyebabkan kesalahpahaman pada saat berinteraksi dengan orang yang menggunakan aksen lain meskipun menggunakan bahasa yang sama.



Agar tidak bingung ketika baru mempelajari bahasa baru, apalagi bagi yang belum memahami makna kiasan, idiom, sinonim kata, peribahasa serta karya sastra lainnya hendaknya seseorang mulai belajar dari satu jenis dialek saja. Kasus kesalahpahaman juga sering terjadi apabila seseorang berganti tempat belajar atau mentor. Ketika itu terjadi maka mengira mempelajari hal tersebut selama ini salah, padahal memang aksen dan kebiasaan bicaranya saja yang berbeda karena berasal dari daerah yang berbeda.
Mempelajari kalimat tapi menerjemahkan per-kata
Mungkin agak membingungkan, kalau memang menerjemahkannya per-kata kenapa harus dari bentuk kalimat? Ternyata karena mempelajari bahasa asing tersebut belum tentu memiliki pola dan susunan kata dalam kalimat yang sama dengan bahasa ibu yang kita pelajari selama ini. Ada bahasa berbasis subjektif, ada pula yang berbasis objektif, dan tidak pula yang dapat menerapkan kedua basis tersebut dengan penggunaan kata sambung atau alat bahasa lainnya.



Menerjemahkan kalimat bahasa asing dengan terlebih dahulu menerjemahkan setiap kata yang ada membantu kita untuk memahami susunan kata yang menjadikan kalimat tersebut memiliki arti yang demikian. Seperti memukul dua lalat dengan satu pukulan, menggunakan metode ini kita dapat memperkaya kosa kata bahasa asing sekaligus mempelajari pola penggunaan kalimat atau bahkan frasa dan kiasan.
Menggunakan dan pelajari subtitle sesuai dengan bahasanya
Banyak yang melakukan pembelajaran secara otodidak dengan menonton video tutorial, dokumentasi, atau hiburan berupa serial televisi dan film. Hal ini tentunya merupakan salah satu metode pembelajaran yang efektif. Bahkan dapat melakukan hal ini bersamaan dengan metode pembelajaran lainnya termasuk ketiga metode yang telah ada sebelumnya.



Tentunya dalam menonton video dengan belum mengerti mengenai audio bahasa asingnya, penonton pun menggunakan alat bantu yakni subtitle. Penggunaan subtitle yang tepat dapat menjadi suatu metode pembelajaran yang sangat efektif. Lalu bagaimana maksud dari penggunaan subtitle tersebut?
Ketika menonton video lalu kita mengatur atau memasang subtitle yang sesuai dengan video tersebut, secara alami kita akan mencari subtitle dengan bahasa asal masing-masing yang kita sudah mengerti. Tapi ternyata cara ini akan memanjakan alam bawah sadar kita untuk tidak perlu mengerti apa yang orang lain ucapkan dalam bahasa asing selama kita bisa mengerti dengan cara membaca terjemahannya.
Salah satu cara untuk mengatasi hal ini adalah memberlakukan aturan dalam penggunaan subtitle secara bertahap. Gunakan tahapan ini dalam mempelajari semua bahasa yang mempunyai metode lisan dan tulisan, berikut tahapannya :
1) Menggunakan subtitle bahasa asal bersamaan dengan subtitle bahasa asing yang ada dalam video. Keduanya harus dalam jenis huruf yang sama, apabila bahasa asal menggunakan alfabet maka kedua subtitle harus dalam bentuk alfabet meskipun bahasa asing sebenarnya menggunakan huruf selain alfabet.
2) Hilangkan subtitle bahasa asal. Lakukan hal ini setelah kita terbiasa dengan mempelajari bahasa asing yang kita pelajari dan memiliki kosa kata yang cukup untuk memahami sebagian makna dari suatu kalimat.
3) Gunakan subtitle dalam huruf bahasa asing beserta subtitle bacaannya dalam bahasa asal. Ini dilakukan apabila bahasa asing tersebut menggunakan huruf yang berbeda dengan yang digunakan oleh bahasa asal.
4) Hilangkan subtitle sama sekali untuk berlatih memaknai kalimat dari pendengaran dan mengasah memori visual. Dalam tahap ini penonton harus sudah bisa memahami pola kalimat dan juga ungkapan yang sering digunakan, penonton juga dapat sesekali kembali ke tahap ke-2 atau tahap ke-3 untuk mempelajari kosa kata yang baru didengarkan.
Mengulangi dalam hati



Seperti yang dibahas sebelumnya di pembuka, bahasa akan dapat dikuasai apabila digunakan terus-menerus. Walaupun akan lebih efektif apabila kita mengucapkannya dengan lisan, ternyata kita tidak perlu mengucapkannya secara lantang terus-menerus.
Apabila kita mengucapkan sesuatu dalam bahasa asal, kita dapat mencoba untuk mengucapkan kalimat bahasa asingnya dalam hati. Begitu pun ketika kita mendengarkan atau bercakap dengan orang lain, kita bisa menyusun perkataan mereka dalam bahasa asing, atau memikirkan jawabannya dalam bahasa asing.
Mempelajari bahasa asing di dalam hati secara terus-menerus lebih baik daripada hanya dengan mengucapkannya sesekali. Hal ini dapat diumpamakan dengan perbadingan orang yang mengangkat barbel kecil rutin setiap pagi dan sore dengan orang yang mengangkat barbel besar tapi hanya satu atau dua minggu sekali.
—
Demikianlah beberapa metode yang dapat diaplikasikan untuk belajar bahasa asing dalam kehidupan sehari-hari. Semoga bermanfaat