Menurut data UNESCO tahun 2019, Indonesia menempati peringkat kedua dari bawah negara di dunia pada level literasi.
Minat baca masyarakat Indonesia tergolong rendah bahkan bisa dikatakan sangat memprihatinkan. Hanya 0,001%. Artinya dari 1.000 orang Indonesia, hanya 1 orang yang rajin membaca.
Fakta ini tentunya sangat memprihatinkan. Bercermin pada pentingnya membaca sebagai salah satu keterampilan dasar yang harus manusia miliki.
Membaca berhubungan erat dengan bagaimana nanti seseorang memahami dan menyikapi suatu informasi.
Seringkali kita temui, banyak di sekitar kita atau bahkan mungkin kita adalah salah satunya.
Ketika menerima suatu berita atau sebuah informasi di media sosial seperti pesan yang kita terima di whatssapp, seringkali hanya membaca judulnya saja dan langsung membagikannya begitu saja.
Padahal bisa jadi antara judul dan isi berita sangat bertentangan.
Apalagi kita perhatikan di media sosial begitu banyak komentar terhadap suatu postingan tanpa terlebih dahulu membaca apa yang ada pada postingan tersebut sampai tuntas.
Membangun Budaya Baca
Bila melihat data lain bahwa rata-rata penduduk Indonesia menghabiskan hampir sembilan jam di depan layar gawai, dan juga begitu aktif di media sosial seperti twitter, facebook dan instagram.
Ternyata ini tidak berbanding lurus dengan daya bacanya. Minat baca ada, bukankah dengan membuka berbagai media sosial itu mengharuskan kita untuk membaca.
Hanya persoalannya mungkin di daya baca yang rendah.
Saat menemukan informasi atau bahan bacaan yang panjang maka seringkali kita lewat.
Tidak membacanya sampai tuntas. Akibatnya, informasi yang kita terima tidak utuh.
Dan lebih gawatnya lagi, berita yang kita baca tidak tuntas tersebut lalu kita bagikan begitu saja tanpa menelusurinya terlebih dahulu kebenaran berita tersebut..
Kebiasaan ini tentunya harus segera kita rubah. Salah satunya adalah dengan meningkatkan keterampilan literasi.
Kita bisa menjadi bagian dari perubahan itu dengan sedikit demi sedikit memperbanyak membaca.
Tidak perlu memaksakan memang, apalagi membaca buku-buku tebal dengan bahasan yang terlalu serius.
Tetapi kita bisa mengawali dengan membaca buku yang sesuai dengan minat kita.
Bisa juga dengan membaca artikel-artikel pendek di media sosial, atau pesan yang ada di grup whatsaap, lalu kita baca sampai tuntas.
Hal lain yang bisa kita lakukan dalam menumbuhkan minat baca adalah dengan membaca buku yang lengkap dengan gambar dan warna.
Hal ini karena otak kita lebih tertarik dengan gambar dan warna. Maka untuk membangun minat baca, carilah buku-buku yang terdapat banyak gambar berwarna terlebih dahulu.
Alokasikan Waktu untuk Membaca
Jika minat baca mulai tumbuh maka mulailah mengalokasikan waktu khusus untuk membaca, menganggarkan untuk membeli buku seminggu sekali atau sebulan sekali. Lalu menggunakan waktu luang dengan membaca.
Seperti saat menunggu bus, menunggu antrian atau bisa juga saat jam istirahat kerja dan menjelang tidur.
Penting juga untuk membangun budaya baca serta kecintaan membaca ini sejak dini.
Bagi orangtua di rumah, menyisihkan sedikit anggaran untuk menyediakan buku-buku bacaan untuk anak.
Tentunya buku yang menarik dan edukatif. Kegiatan literasi untuk anak usia pra sekolah juga bisa dilakukan dengan cara orangtua membacakan cerita kepada anak-anak.
Hal ini juga bagian dari budaya literasi yang secara tidak langsung akan berdampak pada tumbuhnya minta baca pada anak di masa yang akan datang.