Tahun pelajaran baru sudah di depan mata. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah merilis kebijakan berkaitan dengan pendidikan di tengah pandemi yang sedang kita alami. Sekolah yang berada di zona hijau boleh menyelenggarakan kegiatan belajar secara tatap muka, tentunya dengan berbagai persyaratan pengiring yang telah ditetapkan. Sementara sekolah yang berada di zona kuning, oranye, apalagi merah pembelajaran masih diselenggarakan secara daring (belajar daring). Lalu bagaimana kita sebagai orangtua menyikapi hal tersebut?. Tentunya ada yang setuju dan tidak sedikit yang menolak pembelajaran secara daring.
Pembelajaran secara daring (dalam jaringan), memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya antara lain sebagai berikut.



Terjalin kedekatan orangtua dan anak
Selalu ada hikmah di balik setiap peristiwa, termasuk pandemi yang memaksa anak untuk belajar di rumah. Orangtua menjadi guru dan pembimbing bagi anak selama belajar di rumah. Selain itu orangtua pun menjadi tahu kemampuan anak yang selama ini mungkin karena kesibukannya kurang terperhatikan. Komunikasi akan terjalin dengan lebih intensif, karena orangtua menjadi tempat bertanya anak ketika mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas yang diberikan dalam pembelajaran daring.
Orangtua menjadi lebih melek teknologi
Tidak semua orangtua mengerti teknologi informasi. Dengan pembelajaran daring, orangtua mau tidak mau harus belajar untuk menggunakan berbagai aplikasi dan sosial media. Kalau hanya whatsapp mungkin orangtua murid sudah tidak asing lagi. Tetapi, ketika menggunakan aplikasi lain seperti google classroom , tentunya orangtua harus meluangkan waktu untuk belajar bagaimana menggunakannya.
Membuka lagi buku
Sisi positif lainnya dari pembelajaran daring adalah orangtua menjadi rajin membuka buku. Untuk anak pada jenjang SMP atau SMA mungkin sudah bisa untuk belajar daring secara mandiri. Tetapi untuk usia sekolah dasar, tentunya berbeda karena membutuhkan bimbingan dari orangtua di rumah. Apalagi bila kita lihat materi yang dipelajari oleh anak sekolah dasar sekarang ini membuat kita geleng geleng kepala. Berbeda jauh dengan yang dipelajari oleh orangtua saat mereka masih duduk di jenjang yang sama. Sehingga pada akhirnya demi bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan dari anak orangtua rela untuk kembali membuka buku-buku yang berkaitan dengan materi yang sedang dipelajari oleh anak.
Selain sisi positif, tentunya ada kekurangan yang dirasakan dari pembelajaran secara daring ini, antara lain .
Tidak semua anak memiliki gawai
Pembelajaran secara daring memerlukan fasilitas pendukung. Laptop, PC, atau gawai harus dimiliki siswa agar bisa mengikuti pembelajaran. Disinilah kendalanya. Tidak semua anak memiliki fasilitas tersebut. Ada yang memiliki gawai tapi tidak mendukung, ada gawai yang mendukung tetapi digunakan bersamaan dengan kakak atau adiknya yang tentunya akan menyebabkan anak tidak bisa mengikuti pembelajaran secara optimal. Belum lagi kebutuhan untuk membeli kuota yang semakin membebani ekonomi orangtua.
Kesibukan orangtua
Ketika kondisi normal saat kedua orangtua bekerja mereka merasa aman karena anak berada di lingkungan sekolah. Tapi sekarang, bagi keluarga yang kedua orangtuanya bekerja dihadapkan pada permasalahan siapa yang akan membimbing anak-anak mereka saat belajar dari rumah. Tidak terlalu bermasalah apabila ada sanak famili lain yang dekat. Namun apabila jauh atau tidak ada, maka ini menjadi masalah tersendiri bagi orangtua.
Pendidikan bukan hanya tentang pengetahuan
Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki anak. Jika pembelajaran secara daring hanya menitikberatkan pada penugasan kepada anak untuk mengerjakan halaman-halaman yang ada di buku, lalu bagaimana potensi anak itu akan tergali. Berbeda dengan pembelajaran yang dilakukan secara tatap muka dimana guru bukan hanya mentransfer pengetahuan, tetapi ada transfer karakter, dan pembiasaan-pembiasaan serta aktifitas lainnya yang dapat menemukan, membangun, dan mengembangkan potensi anak.
Terlepas plus minus pembelajaran secara daring, tentunya kesehatan dan keselamatan anak-anak kita adalah yang utama. Kita hanya bisa berharap semoga pandemi ini cepat berakhir. Dan kita semua bisa beraktifitas kembali seperti sedia kala.